..../Tanah kami tanah kaya/
Laut kami laut kaya/
Kami tidur di atas emas/
Berenang di atas minyak/
Tapi bukan kami punya/
(Nyanyian ”Suara dari
Nyanyian Franky itu mengantar Garin Nugroho ”Mendongeng untuk Bangsa” di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Senin (1/6) malam. ”Sebuah dongeng gabungan antara visi, pengalaman, emosi, empati, dan cara berpihak terhadap masalah masyarakat,” ujar Garin.
Dongeng tentang kemiskinan yang dikisahkan Garin membuat bulu kuduk berdiri. Sebelumnya, Garin sempat bercerita bahwa di tengah ingar-bingar kondisi politik saat ini, kita justru kehilangan
Maka, Dongeng Pancasila sebagai salah satu seri Dongeng Bangsa adalah cara menumbuhkan nilai
Kolaborasi Garin dan Franky menyampaikan dongeng tidak saja mengharukan, tetapi juga ”mencubit” siapa saja dengan pedih dan dalam.
Franky dengan syair-syair lagunya yang sarat dengan tema sosial kemasyarakatan, yang
Saat menggambarkan masyarakat Papua, diceritakan peristiwa 15 tahun lalu ketika masyarakat Papua dengan mudah memanfaatkan alam. Ada seorang pemuda yang setiap Senin mengambil biji kemiri. Selasa menangkap ikan di sungai, Rabu, Kamis, dan hari-hari selanjutnya diisi dengan aktivitas yang berbeda.
Kini, aktivitas tersebut tak bisa dilakukan lagi seiring dengan hancurnya alam Papua. Sumber daya alam Papua dieksploitasi dan tidak membawa manfaat apa-apa buat masyarakat Papua. Namun, masyarakat Papua yang tidak ikut merusak alam malah dipinggirkan dan dianggap tidak bisa mengikuti perkembangan zaman....
Begitu juga ketika Garin berkisah soal Nusa Tenggara. Franky membawakan lagu ”Ika No'o Nio”, cerita soal ikan dan kelapa. Garin bercerita soal upacara adat anak berterima kasih kepada orangtuanya. Di hadapan masyarakat, anak yang sudah jauh merantau dan berhasil mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtuanya.
Garin menceritakan, ada empat anak yang bisa meraih gelar sarjana di perguruan tinggi terkemuka di Pulau Jawa berkat perjuangan dan kerja keras orangtuanya. Ibu bapaknya mengutang beras, pinjam garam, dan pinjam uang untuk biaya sekolah anak-anaknya.
Ketika sudah berhasil dan kembali ke desa untuk mengikuti upacara adat terima kasih, banyak anak yang sangat bangga pada perjuangan orangtuanya. Mereka bersyukur dan berterima kasih akan jerih payah orangtuanya. Namun. tradisi berterima kasih ini tidak dilakukan para elite politik...
Seusai dongeng dari Timur, Garin juga berdongeng soal pertumbuhan ekonomi; sepotong buah apel dari Malang. Kisah betapa produk impor membanjiri negeri ini. ”Kita adalah makelar-makelar dari perampok kehidupan untuk diri kita. Kita budak dari Paman Sam,” ujarnya.
Setelah sesi pertama, pengamat politik Sukardi Rinakit menyampaikan cerita global, tentang cita-cita anak China dan India. Sejak kecil mereka sudah disosialisasikan, bukan indoktrinasi, bagaimana tahun 2020 mengalahkan Amerika Serikat.
”Ketika anak kelas VI SD di China ditanya apa cita-citanya, mereka menjawab mengalahkan Amerika. Menguasai
Sementara budayawan Radhar Panca Dahana berkisah
Menurut Radhar, bangsa ini harus menemukan diri lewat dongeng. Dongeng Pancasila.
Setelah sesi Sukardi dan Radhar, Garin kembali mendongeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar