Salah Pilih, Bangsa Merugi Ratusan Triliun
Jakarta, Kompas - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Muhammad Jusuf Kalla dan Wiranto menolak politisasi pemilu presiden dan wakil presiden satu putaran. Selain tidak demokratis, kesalahan pilih dalam satu putaran juga bisa merugikan bangsa ratusan triliun.
”Benar bahwa satu putaran akan bisa menghemat Rp 4 triliun. Benar, Rp 4 triliun itu sebuah jumlah yang besar. Namun, jika Anda salah memilih pemimpin pada satu putaran, bisa jadi kita malah rugi ratusan triliun. Kerugiannya, di antaranya, bisa terlambat membangun bangsa,” ujar Kalla, seusai dialog terbuka capres dan cawapres dengan sekitar 1.000 perempuan Indonesia, Kamis (18/6).
Menurut Kalla, politisasi untuk mengarahkan pemilu presiden satu putaran merupakan bentuk antidemokrasi. ”Itu sangat tidak demokratis apabila meminta sesuatu yang tidak demokratis untuk satu putaran atau dua putaran. Jadi, saya kira, tidak bisa ditetapkan hanya satu atau dua putaran pemilu presiden saja,” lanjut Kalla.
Hal senada disampaikan Wiranto. ”Pemilu itu hak rakyat lima tahunan, di mana rakyat diberi kesempatan memilih pemimpin yang baik. Tentu, klaim satu putaran atau dua putaran, kurang elok. Karena, itu mendahului hak rakyat,” katanya.
Saat berdialog terbuka, Kalla dan Wiranto menjanjikan meningkatkan jumlah menteri perempuan dari jumlah menteri perempuan di Kabinet Indonesia Bersatu. ”Berapa menteri perempuan sekarang? Nanti, kita akan tingkatkan jumlahnya dari sebelumnya.” ujar Kalla.
Jangan asal memilih
Saat berkampanye interaktif di Istana Kuning, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Rabu sore, Kalla meminta pemilih untuk kritis dan selektif memilih capres yang terbaik. Masyarakat jangan memilih capres berdasarkan penampilan semata melalui foto.
”Jangan sekadar memilih foto capres yang ada. Yang penting adalah memilih masa depan bangsa yang akan dibawa dari orang yang di foto itu. Karena, foto tidak berbicara sesungguhnya,” ujarnya.
Dalam kampanye tersebut, Kalla didampingi Ny Mufidah Jusuf Kalla dan tim kampanye JK-Win, di antaranya Rully Chairul Aswar, Yuddy Chrisnandi, dan Ali Mochtar Ngabalin, serta Staf Khusus Kalla, Syahrul Ujud.
Adapun saat berkampanye dialogis di Palembang, Sumatera Selatan, Kalla menegaskan prinsip ”Lebih Cepat, Lebih Baik” bukan sesuatu yang tergesa-gesa, ngawur, dan membahayakan.
Di Grobogan, Jawa Tengah, calon wakil presiden Wiranto berjanji mengembalikan kejayaan Indonesia di tingkat ASEAN. Sejak kini harus ditumbuhkan rasa malu karena masih masuk kelompok negara tertinggal di kawasan ASEAN.
”Dengan potensi yang sedemikian banyak, kita harus malu kalau saat ini disejajarkan dengan negara-negara tertinggal, seperti Myanmar dan Laos,” kata Wiranto di hadapan massa Partai Golkar dan Hanura di Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Grobogan. Selain massa Golkar dan Hanura, hadir pula massa kader Partai Persatuan Pembangunan. (har/aha/HEN/EKI)
Jumat, 19 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(113)
-
▼
Juni
(62)
- Visi Ekonomi para Capres
- Mematahkan Mitos Presiden Suku Jawa
- S BY -BOEDIONO Paduan Kehatian-hatian dan Kecermat...
- Survei Pemilu "Kompas" MENAKAR CAKUPAN PEMILIH SBY...
- BOEDIONO: INI BAGIAN AKHIR DARI MASA SAYA
- Boediono TERPANGGIL MENERTIBKAN DUNIA
- S BY -BOEDIONO Paduan Kehatian-hatian dan Kecermat...
- SBY INGIN BANGSA MAKIN RASIONAL
- Prof Dr Boediono SANG GURU MENUJU TITIAN BARU
- Susilo Bambang Yudhoyono Berjuang Menjadi PahlawAn
- Susilo Bambang Yudhoyono JENDERAL "AKADEMIS" DI PA...
- Susilo Bambang Yudhoyono Demokrasi dan Mimpi Anak ...
- Survei Pemilu Kompas Berpendarnya Loyalitas Pemili...
- PEMILU LEGISLATIF Kejanggalan DPT Dilaporkan ke Pa...
- Menegakkan Demokrasi!
- DPT Terhakiki Dibanding Satu Putaran
- ANALISIS POLITIK
- CORAK LOYALITAS PEMILIH MEGAWATI-PRABOWO
- Paduan Ketangguhan dan Kekerasan Hati untuk Mencap...
- Selamatkan Kekayaan Nasional
- TERUS BERJUANG, PANTANG MENYERAH
- Prabowo Subianto Mengandalkan Ketangguhan dan Str...
- Prabowo Subianto PRAJURIT CIJANTUNG YANG MENAPAK ...
- PUTRI PROKLAMATOR YANG BERJUANG DENGAN KEKERASAN...
- MEGAWATI SOEKARNOPUTRI BERGERAK PADA MASA TRANSIS...
- MEGAWATI SOEKARNOPUTRI MENYUSUN PERTARUNGAN DARI ...
- Megawati Soekarnoputri
- Survei Pemilu "Kompas" Menguak Celah Penguasaan S...
- ANALISIS PSIKOLOGI
- Buah-buah Pinang
- Debat Capres dan Masalah Pengangguran
- "Kriteria 2000" dan Capres
- Butet, Hamlet, dan Kesenian Istana
- Seluruh Gaji Mega-Prabowo Diberikan ke Yatim Piatu
- KAMPANYE KALLA-WIRANTO
- Sudi Tuding Kalla
- Jusuf Kalla: Andaikan Ada Kepwapres
- Boediono Tak Tahu Kenapa Amien Rais Tak Suka Dirinya
- SBY: Saya Manusia Biasa, Punya Hati dan Rasa
- PP Muhammadiyah Sodorkan 9 Kriteria Capres
- POLITIK DAN AGAMA
- KALLA DAN MUHAMMADIYAH
- Kepala Daerah Dukung Mega-Prabowo
- Yudhoyono Merasa "Dikeroyok"
- Acara Kenegaraan "Berwarna" Biru
- Dua Putaran Bisa Perkuat Koalisi
- Perjalanan Presiden...
- Kampanye Damai, "What"?
- Lingkungan dan Pilpres 2009
- Pilpres dan Keberpihakan Media
- Hasil Survei Pengaruhi Pilihan Pemilih
- Kalla: Lapindo Langgar HAM
- "Argumentum ad Populum"
- Menyikapi Hasil Survei
- Prasyarat Karakter Kepresidenan
- VISI CAPRES
- Apa yang Diharapkan Rakyat dari Seorang Presiden
- LRI: Elektabilitas SBY-Boediono 33,02 Persen, Buka...
- Trio Malarangeng TTG LSI
- Trio Malarangeng TTG LSI
- Memompa Ban Kempis
- Dongeng Mengharukan, Dicari Presiden yang Punya Ra...
-
▼
Juni
(62)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar