Jumat, 12 Juni 2009

KALLA DAN MUHAMMADIYAH


Ketahanan Bangsa Ditentukan Keluarga

Yogyakarta, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menyatakan bahwa ketahanan keluarga sangat penting bagi ketahanan bangsa dan negara.

Jika ketahanan keluarga kuat, ketahanan bangsa dan negara pun akan kuat. Sebaliknya, jika ketahanan keluarga rapuh, ketahanan bangsa dan negara pun akan lemah pula.

”Bangsa ini terdiri dari 33 provinsi, sekitar 500 kabupaten/kota, 7.000 kecamatan, dan 72.000 desa serta kelurahan dan terdapat 50 juta kepala keluarga serta 230 juta penduduk. Inilah yang menentukan kekuatan bangsa ini,” ujar Wapres Kalla saat membuka Sidang Tanwir Ke-II ’Aisyiyah, satu kelompok perempuan yang menjadi sayap Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, Jumat (12/6).

Indikator kuatnya ketahanan keluarga harus ditandai pula dengan kuatnya ketahanan ekonomi keluarga, pendidikan yang baik, akhlak atau agama, dan keharmonisan atau hubungan anggota keluarga yang harmonis dan sakinah.

”Apabila 50 juta kepala keluarga ini kuat, tentu bangsa dan negara ini kuat, Sebaliknya, kalau yang 50 juta kepala keluarga ini rapuh, jelas bangsa ini juga ikut lemah,” kata Kalla. Oleh karena itu, pentingnya kekuatan yang menjadi dasar kuatnya keluarga-keluarga dengan akhlak atau agama, pendidikan, dan kekuatan ekonomi keluarga yang baik. Tanpa itu, keluarga akan lemah dan bangsa pun juga ikut lemah.

Ekonomi keluarga

Menurut Wapres Kalla, ketahanan ekonomi keluarga bisa dimulai dengan mengembangkan usaha-usaha ekonomi dalam keluarga, seperti membatik atau sulam.

”Kehadiran ’Aisyiyah harus bisa ikut mengembangkan ekonomi setiap keluarga seperti itu,” ujar Wapres Kalla lebih lanjut.

Dalam kunjungan kerja setengah hari di Yogyakarta tersebut, Wapres Kalla disertai istrinya, Ny Mufidah Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ary, Sekretaris Wapres Tursandi Alwi, sejumlah staf, serta beberapa anggota DPR, seperti Yuddy Chrisnandi dan Ali Mochtar Ngabalin.

Hadir pula Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin serta Ketua Umum Pimpinan Pusat ’Aisyiyah Siti Chamamah Soeratno. (har)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog