Jakarta, Kompas - Pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto berjanji, jika terpilih, tidak akan memanfaatkan seluruh gaji dan sumbangan yang diterima selama program yang dijanjikan belum terpenuhi. Selain sebagai bentuk keseriusan dalam bekerja, kebijakan ini juga wujud keyakinan mereka bahwa yang selama ini dijanjikan dapat dipenuhi.
”Saya sudah bicara dengan Ibu Megawati. Sebagai kelanjutan komitmen kami pada ekonomi kerakyatan, jika terpilih, seluruh gaji dan sumbangan akan diberikan kepada yatim piatu, kaum duafa, dan korban bencana alam. Ini dilakukan selama sasaran yang ada di kontrak politik dan delapan program aksi belum tercapai,” kata Prabowo, Kamis (18/6) di Jakarta.
Dari 8 program aksi itu, 4 di antaranya adalah menjadwalkan kembali pembayaran utang luar negeri, menyelamatkan kekayaan negara, melaksanakan ekonomi kerakyatan, dan delapan program desa. Adapun empat program yang lain adalah memperkuat usaha kecil, kemandirian energi, pendidikan dan kesehatan, serta menjaga kelestarian alam.
”Kami akan melarang bank pemerintah membiayai proyek mewah. Sebab, yang dimiliki bank itu adalah uang rakyat sehingga harus dipakai untuk program pemberdayaan rakyat,” kata Prabowo. Ia meyakini, jika terpilih, mereka dapat memenuhi semua programnya karena pelaksanaan program itu hanya membutuhkan kebijakan dan kehendak politik.
Menteri ekonomi
Tim Kampanye Nasional Megawati-Prabowo memastikan, seandainya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, Mega-Prabowo tak akan mengambil menteri-menteri ekonomi dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Mereka memastikan bahwa kabinet nanti terdiri dari orang-orang yang memiliki rekam jejak mendorong ekonomi kerakyatan.
”Dalam diskusi tim kecil, kami memastikan tak akan mengambil menteri-menteri yang mendukung neoliberalisme,” kata Sekretaris II Hasto Kristiyanto kepada pers, Kamis.
Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang dan Wali Kota Solo Joko Widodo juga menegaskan bahwa sesungguhnya ekonomi kerakyatan sudah lama dijalankan oleh kader-kader PDI-P yang duduk di eksekutif.
Joko Widodo mencontohkan pemberdayaan pedagang kaki lima ataupun pasar tradisional di Solo, seperti di Banjarsari, Manahan, dan Pasar Nusukan. ”Sekarang omzet mereka naik empat sampai enam kali. Pendapatan asli daerah juga meningkat dari Rp 6,7 miliar menjadi Rp 18 miliar,” kata Joko.
Dewan Pakar Gerindra, Endang S Thohari, juga menegaskan bahwa sekarang ini Indonesia harus benar-benar melaksanakan ekonomi kerakyatan. Dia mencontohkan, di Perancis saja negara memberi jaminan sosial, jaminan rumah, kepada rakyat.
”Kita yang punya konstitusi mengamanatkan ekonomi kerakyatan malah kebablasan dengan ekonomi pasar,” ujarnya.
Di Yogyakarta, dalam pertemuan Gerakan Semesta Rakyat Jogja (Gentaraja)—gabungan berbagai elemen di DIY pendukung keistimewaan DIY—dengan Tim Kampanye Daerah Megawati-Prabowo, Gentaraja menolak membuat kontrak politik dengan pasangan Mega-Pro. Semula pertemuan itu akan merancang kontrak politik Mega-Pro dengan masyarakat pendukung keistimewaan DIY.(NWO/SUT/RWN)
Jumat, 19 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(113)
-
▼
Juni
(62)
- Visi Ekonomi para Capres
- Mematahkan Mitos Presiden Suku Jawa
- S BY -BOEDIONO Paduan Kehatian-hatian dan Kecermat...
- Survei Pemilu "Kompas" MENAKAR CAKUPAN PEMILIH SBY...
- BOEDIONO: INI BAGIAN AKHIR DARI MASA SAYA
- Boediono TERPANGGIL MENERTIBKAN DUNIA
- S BY -BOEDIONO Paduan Kehatian-hatian dan Kecermat...
- SBY INGIN BANGSA MAKIN RASIONAL
- Prof Dr Boediono SANG GURU MENUJU TITIAN BARU
- Susilo Bambang Yudhoyono Berjuang Menjadi PahlawAn
- Susilo Bambang Yudhoyono JENDERAL "AKADEMIS" DI PA...
- Susilo Bambang Yudhoyono Demokrasi dan Mimpi Anak ...
- Survei Pemilu Kompas Berpendarnya Loyalitas Pemili...
- PEMILU LEGISLATIF Kejanggalan DPT Dilaporkan ke Pa...
- Menegakkan Demokrasi!
- DPT Terhakiki Dibanding Satu Putaran
- ANALISIS POLITIK
- CORAK LOYALITAS PEMILIH MEGAWATI-PRABOWO
- Paduan Ketangguhan dan Kekerasan Hati untuk Mencap...
- Selamatkan Kekayaan Nasional
- TERUS BERJUANG, PANTANG MENYERAH
- Prabowo Subianto Mengandalkan Ketangguhan dan Str...
- Prabowo Subianto PRAJURIT CIJANTUNG YANG MENAPAK ...
- PUTRI PROKLAMATOR YANG BERJUANG DENGAN KEKERASAN...
- MEGAWATI SOEKARNOPUTRI BERGERAK PADA MASA TRANSIS...
- MEGAWATI SOEKARNOPUTRI MENYUSUN PERTARUNGAN DARI ...
- Megawati Soekarnoputri
- Survei Pemilu "Kompas" Menguak Celah Penguasaan S...
- ANALISIS PSIKOLOGI
- Buah-buah Pinang
- Debat Capres dan Masalah Pengangguran
- "Kriteria 2000" dan Capres
- Butet, Hamlet, dan Kesenian Istana
- Seluruh Gaji Mega-Prabowo Diberikan ke Yatim Piatu
- KAMPANYE KALLA-WIRANTO
- Sudi Tuding Kalla
- Jusuf Kalla: Andaikan Ada Kepwapres
- Boediono Tak Tahu Kenapa Amien Rais Tak Suka Dirinya
- SBY: Saya Manusia Biasa, Punya Hati dan Rasa
- PP Muhammadiyah Sodorkan 9 Kriteria Capres
- POLITIK DAN AGAMA
- KALLA DAN MUHAMMADIYAH
- Kepala Daerah Dukung Mega-Prabowo
- Yudhoyono Merasa "Dikeroyok"
- Acara Kenegaraan "Berwarna" Biru
- Dua Putaran Bisa Perkuat Koalisi
- Perjalanan Presiden...
- Kampanye Damai, "What"?
- Lingkungan dan Pilpres 2009
- Pilpres dan Keberpihakan Media
- Hasil Survei Pengaruhi Pilihan Pemilih
- Kalla: Lapindo Langgar HAM
- "Argumentum ad Populum"
- Menyikapi Hasil Survei
- Prasyarat Karakter Kepresidenan
- VISI CAPRES
- Apa yang Diharapkan Rakyat dari Seorang Presiden
- LRI: Elektabilitas SBY-Boediono 33,02 Persen, Buka...
- Trio Malarangeng TTG LSI
- Trio Malarangeng TTG LSI
- Memompa Ban Kempis
- Dongeng Mengharukan, Dicari Presiden yang Punya Ra...
-
▼
Juni
(62)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar