Jumat, 12 Juni 2009

Acara Kenegaraan "Berwarna" Biru

Sanggupkah Saudara-saudara bersama saya melanjutkan tugas Saudara memimpin rakyat demi kejayaan bangsa dan negara?”

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan pertanyaan itu kepada sekitar 10.000 kepala desa dan perangkat desa saat membuka Kongres Kepala Desa dan Perangkat Desa Se-Indonesia di pendopo Sasana Sumewa Pagelaran, Keraton Surakarta, Jawa Tengah dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jawa Tengah-Jawa Timur, 8-10 Juni.

Pertanyaan Presiden Yudhoyono itu disambut gemuruh teriakan, ”Sanggup!” Namun, tak sedikit pula yang menjawabnya dengan teriakan, ”Lanjutkan!”

Sebagian perangkat desa yang hadir duduk di pendopo keraton, sebagian lagi berdiri di bawah tenda-tenda besar di alun-alun yang menghadap ke pendopo. Bagi para pejabat desa ini, tampaknya tak mudah membedakan, apakah SBY menyampaikan pertanyaan itu dalam kapasitas sebagai Presiden RI atau sebagai salah satu calon presiden yang saat ini memang sedang dalam masa kampanye.

Terlebih lagi, selalu ada kalimat-kalimat ”favorit” yang disampaikan Yudhoyono ketika bertemu rakyat dalam kegiatan negara ataupun saat berkampanye. Dalam setiap pidato, misalnya, hampir selalu ia mengatakan, ”Saya tidak suka berjanji. Semakin banyak berjanji, semakin berat memenuhinya.”

Karena berada dalam masa kampanye pula, khalayak kerap mengaitkan pernyataan-pernyataan SBY dalam kapasitas sebagai Presiden dengan isu politik yang dihadapinya sebagai capres.

Dalam rangkaian kunjungan kerja kali ini, Yudhoyono berulang kali menekankan pentingnya untuk tidak merasa paling berjasa dalam pembangunan atau sibuk menyalahkan dan mencari kekurangan orang lain. Pada saat yang sama kubu capres-cawapres SBY-Boediono berulang kali menyatakan diri sebagai pihak yang paling banyak diserang dalam kampanye pemilu presiden.

Yudhoyono juga hampir selalu menyampaikan pencapaian yang diraih pemerintah 4,5 tahun terakhir. Tema rekam jejak itu pula salah satu materi utama jika SBY berkampanye.

Sampul biru

Pada berbagai acara yang dihadiri SBY dalam kapasitas sebagai Presiden RI, kerap pula dibagikan buku profil kepemimpinan SBY, Harus Bisa!, yang bersampul biru.

Saat Yudhoyono meresmikan gedung kampus pusat IKIP PGRI di Semarang, Jawa Tengah, dan meresmikan jembatan Surabaya-Madura di Bangkalan, Jawa Timur, misalnya, buku Harus Bisa! berada dalam tas bersama kotak makanan dan buklet acara yang dibagikan kepada setiap tamu undangan.

Pada hari kedua kunjungan kerja Yudhoyono ke Jawa Tengah, silaturahim dengan para kiai dan kunjungan ke pondok pesantren menjadi agenda utama. Dalam waktu satu hari, Presiden menempuh perjalanan dengan mobil sejauh 362 kilometer Semarang-Surabaya agar dapat singgah ke Pesantren Maslakul Huda di Pati dan Pesantren Al Anwar di perbatasan Rembang-Tuban.

Di Semarang, Yudhoyono juga bersilaturahim dengan para ulama mursyid thoriqoh. Dalam pertemuan yang masing-masing dihadiri ribuan orang ini, tentu Presiden Yudhoyono tak hendak berkampanye. Tokh, teriakan ”Lanjutkan!” yang menjadi tagline kampanye SBY-Boediono sesekali terdengar diserukan sebagian khalayak.

Di sela-sela kepadatan agenda kunjungan kerja, Presiden SBY juga menyempatkan hadir pada Malam Kreasi Anak Bangsa yang diselenggarakan paguyuban komunitas Tionghoa Jawa Tengah.

Acara ini ditutup dengan penampilan penyanyi Mike Mohede membawakan lagu ”SBY Presidenku” (lagu iklan mi instan).

Lagu tema iklan pencalonan SBY sebagai capres ini dinyanyikan Mike lengkap dengan tayangan iklan pencalonan SBY diputar di layar raksasa.

Tak ketinggalan, warna biru pun laris manis menjadi latar dekokasi dari langit-langit, panggung, hingga karpet di berbagai tempat acara yang dihadiri Presiden Yudhoyono dalam kunjungan kerjanya.

Hanya dekorasi tempat peresmian Jembatan Suramadu yang masih dilatari warna merah-putih.

Di tengah masa kampanye, semua orang tentu tahu, pilihan warna bukanlah kebetulan.

(Nur Hidayati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog