Kamis, 07 Mei 2009

Jodoh Megawati



Rapat pleno PDIP kemarin berakhir antiklimaks. Partai berlambang banteng dengan moncong putih itu hanya berhasil memutuskan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden (capres). Namun, Ketua Umum PDIP itu belum mendapatkan 'jodoh' calon wakil presiden (cawapres).

Padahal, dua hari lagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran nama capres dan cawapres yang diusung partai politik atau gabungan partai politik. KPU akan mengumumkan penetapan rekapitulasi Pemilu Legislatif esok hari.PDIP optimistis Megawati akan segera mendapatkan jodohnya. Demikian pernyataan Sekjen PDIP, Pramono Anung. Namun, harapan itu bisa kandas jika PDIP tidak bisa meyakinkan partai lain untuk mau mengusung Megawati.

Kita ingat pada Senin (4/5) lalu Pramono mengungkapkan partainya akan mengumumkan capres dan cawapres yang akan diajukan pada 6 atau 7 Mei ini. Faktanya hingga kemarin, belum ada pendamping Megawati.Dari dinamika ini terbaca, arah koalisi antara PDIP dan Partai Gerindra mengalami kebuntuan. Kedua partai tetap ngotot akan mengusung figur utamanya sebagai capres. Bukan sebagai cawapres.

Partai Gerindra juga tak mau kalah. Mereka ngotot mencalonkan Ketua Dewan Pembina, Prabowo Subianto, sebagai capres. Gerindra memang hanya meraih sekitar 4,5 persen suara. Sedangkan PDIP meraih 14 persen pada Pemulu Legislatif 2009 ini. Namun, dari sisi popularitas capres yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei kemarin, Prabowo justru mengungguli SBY. Sedangkan Megawati hanya bercokol di urutan ketiga di bawah Prabowo dan SBY. Inilah kali pertama survei popularitas yang menempatkan SBY di urutan kedua.

Deadlock PDIP dengan Gerindra ini tentu akan mengubah peta politik nasional menjelang pilpres yang akan berlangsung pada 8 Juli mendatang. Artinya, Megawati terancam tak bisa tampil dalam kompetisi Pilpres 2009. Begitu juga dengan nasib Prabowo.Dengan perolehan suara nasional sekitar 14 persen, PDIP baru meraih 105 kursi DPR. Masih kurang tujuh kursi lagi. Syarat minimal untuk bisa mengajukan capres dan cawapres adalah partai politik atau gabungan partai politiik yang meraih 20 persen atau 112 kursi dari 560 kuota kursi DPR. Atau, mendapatkan 25 persen suara nasional.

Kalau Prabowo bersikeras menolak posisi cawapres, bisa dipastikan PDIP akan mengalami kesulitan teramat sangat untuk mencari jodoh Megawati. Sebab, sejumlah partai politik kelas menengah, di luar Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP, semua sudah menentukan koalisinya.

Golkar sudah berkoalisi dengan Partai Hanura yang telah memutuskan mencalonkan pasangan Jusuf Kalla (Golkar) dengan Wiranto (Hanura). Sementara Demokrat sudah mendapatkan dukungan dari PKS, PKB. Yang belum memutuskan tinggal PAN dan PPP. Namun, kedua partai ini koalisinya cenderung ke Demokrat.

Megawati kesulitan mengambil nama lain selain Prabowo. Kecuali apabila ia berhasil menggaet PAN dan PPP. Atau, sama sekali tidak berpartisipasi dalam pilpres jika calonnya bukan Megawati? Inilah permainan catur politik. Politik adalah sebuah permainan siapa mendapatkan apa. Jadi, bersiaplah untuk tidak mendapatkan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar